PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan penyesuaian sejumlah tarif kereta api pada 2016. Penyesuaian dilakukan usai BUMN kereta itu mendapatkan dana PSO (public serviced obligation) sebesar Rp 1,82 triliun, meningkat 20% dari tahun 2015 lalu sebesar Rp 1,52 triliun.
Dana PSO 2016 akan dialokasikan untuk KRL Jabodetabek sebesar Rp 1,11 triliun, KA ekonomi jarak jauh Rp 105.76 miliar, KA jarak sedang Rp 133.5 miliar KA Jarak dekat Rp 409 miliar, KRD Ekonomi Rp 62,5 miliar dan KA Lebaran Rp 1,46 miliar.
VP Public Relations PT KAI, Agus Komarudin, mengatakan, konsekuensinya terdapat beberapa relasi yang mengalami kenaikan dan penurunan harga di tahun 2016 ini. Beberapa relasi yang turun tarifnya per 1 Januari 2016 antara lain, KA Probowangi: Surabaya Gubeng-Probolinggo, KA Srilelawangsa: Medan-Binjai, KA Kedung Sepur: Semarang Poncol-Ngrombo, KA Rangkas Jaya: Rangkasbitung-Tanahabang.
Sementara itu ada juga KA yang baru akan mengalami penurunan tarif per 1 April 2016, seperti KA Tegal Ekspres: Tegal-Pasar Senen dan KA Maharani: Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol.
Adapun beberapa KA juga tercatat akan mengalami kenaikan tari lantaran tidak menerima lagi subsidi. Kenaikan tersebut akan dilakukan per 1 April untuk beberapa KA semisal KA Maharani: Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol. Sedangkan untuk kenaikan tarif per 1 Januari, tercatat pada beberapa KA semisal KA Cibatuan: Purwakarta-Cibatu, KA Sibinuang: Padang- Pariaman, KA Pangrango Eko: Cianjur Sukabumi, KRD Lokal: Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi, Surabaya Pasar Turi-Bojonegoro, Sidoarjo-Bojonegoro, Komuter: Surabaya Pasar Turi-Lamongan dan Surabaya-Sidoarjo. “Bagi penumpang yang telah membeli tiket KA-KA tersebut di atas dengan tarif yang masih mengacu pada kontrak PSO 2015, maka PT KAI akan mengembalikan selisih tarif kepada penumpang,” ujar Agus.
